BAB
III
INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT
I.
PERTUMBUHAN PENDUDUK
A. Pengertian
Individu
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak
terbagi”.Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan
dan jiwa yangmajemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan
kesatuanyang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia
keseluruhan. Makadapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki
peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya.
Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek
sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila
salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya.Berkaitannya antar individu dengan individu lainnya, maka menjadi lebih
bermaknamanusia apabila pola tingkah
lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatakan
ciri-ciri individualitas pada seseorang sampao pada dirinya sendiri,
disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri. Dalam proses inimaka
individu terbebani berbagai peranan yang berasal dari kondisi kebersamaan
hidup, yangakhirnya muncul suatu kelompok
yang akan menentukan kemantapan satu masayarakat.
Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga kemungkinan:
pertamamenyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya. Kedua
takluk terhadapkolektif, dan ketiga mempengaruhi
masyarakat. (Hartomo, 2004: 64). Dengan demikianmanusia merupakan mahluk individual
tidak hanya dalam arti keseluruhan jiwa-raga, tetapimerupakan pribadi
yang khas, menurut corak kepribadiannya dan kecakapannya.
Individu mempunyai ciri-ciri memiliki suatu pikiran dan diri. Dimana
individusanggup menetapkan kenyataan, interprestasi situasi,
menetapkan aksi dari luar dan dalamdirinya. Dapat diartikan sebagai
proses komunikasi individu dalam berinteraksi dan berhubungan.Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa
adanya suatu masyarakat yang menjadilatar individu tersebut ditandai dengan
dimana individu tersebut berusaha menempatkan prilaku pada dirinya sesuai
dengan norma dan kebudayaan lingkungan tersebut , seperti diindonesia individunya menjunjung tinggi prilaku
sopan santun, dan beretika dalam bersosialisasi.Individu selalu berada didalam kelompok, peranan
kelompok tersebut adalah untuk mematangkan individu tersebut menjadi
seorang pribadi. Dimana prosesnya tergantungterhadap kelompok dan lingkungan dapat menjadi faktor pendukung proses
juga dapatmenjadi penghambat proses menjadi suatu pribadi. Faktor
pendukung dan faktor penghambat juga dapat berdasarkan individu itu
sendiri.
B. Pengertian
Pertumbuhan
Pengertian Pertumbuhan adalah bertambahnya
jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik
dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya. Jadi bersifat
kuantitatif sehingga dengan demikian dapat kita ukur dengan mempergunakan
satuan panjang atau satuan berat (Narendra, Moersitowati. 2002: 1). judul
artikel
Definisi Pertumbuhan adalah indikator dinamik yang mengukur pertambahan berat dan tinggi/ panjang anak. (Soekiman. 2000).
Definisi Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan perubahan besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). (Supriasa. 2001: 27)
Menurut Jellife D.B (1989) pertumbuhan adalah peningkatan secara bertahap dari tubuh, organ dan jaringan dari masa konsepsi sampai remaja. (Supriasa. 2001: 27)
Definisi Pertumbuhan adalah indikator dinamik yang mengukur pertambahan berat dan tinggi/ panjang anak. (Soekiman. 2000).
Definisi Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan perubahan besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). (Supriasa. 2001: 27)
Menurut Jellife D.B (1989) pertumbuhan adalah peningkatan secara bertahap dari tubuh, organ dan jaringan dari masa konsepsi sampai remaja. (Supriasa. 2001: 27)
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pertumbuhan
Pertumbuhan dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.
Pertumbuhan dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.
1.Faktor internal
Soetjiningsih (1998) mengungkapkan bahwa faktor genetik merupakan modal dasar bagi proses pertumbuhan. Melalui genetik yang berada dalam sel telur yang dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
Soetjiningsih (1998) mengungkapkan bahwa faktor genetik merupakan modal dasar bagi proses pertumbuhan. Melalui genetik yang berada dalam sel telur yang dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
2.Faktor Eksternal
(Lingkungan)
Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang optimal.
1) Gizi Ibu Saat Hamil
Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR). Di samping itu, akan mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terinfeksi, abortus dan sebagianya.
2) Mekanis
Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan cairan ketuban yang kurang. Demikian pula posisi janin yang tidak normal dapat menyebabkan berbagai kelainan pada bayi yang dilahirkan dan dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat.
3) Toksin/ Zat kimia
Berbagai jenis obat yang bersifat racun seperti thalidomide, phenitom, methodion, obat anti kanker yang diminum saat kehamilan akan menyebabkan kelainan bawaan.
4) Endokrin
Jenis hormon yang berperan dalam pertumbuhan janin adalah somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida lain dengan aktivitas mirip insulin. Hormon yang dihasikan kelenjar tiroid termasuk hormon pertumbuhan oleh karena itu apabila ada kelainan pada kelenjar ini. Produksi hormon akan terganggu yang mengakibatkan pertumbuhan terhambat.
5) Radiasi
Pengaruh radiasi pada bayi sebelum berumur 18 minggu dapat mengakibatkan kematian, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya.
6) Infeksi
Cacat bawaan juga disebabkan oleh infeksi intra uterine, dan jenis infeksi lain yang menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, HIV, virus hepatitis dan virus ifluensa.
7) Stress
Apabila ibu hamil mengalami stres, akan mempengaruhi tumbuh kembang jain yaitu berupa cacat bawaan dan kelainan jiwa.
8) Anoksia Embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, dan menyebabkan BBLR.
Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang optimal.
1) Gizi Ibu Saat Hamil
Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR). Di samping itu, akan mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terinfeksi, abortus dan sebagianya.
2) Mekanis
Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan cairan ketuban yang kurang. Demikian pula posisi janin yang tidak normal dapat menyebabkan berbagai kelainan pada bayi yang dilahirkan dan dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat.
3) Toksin/ Zat kimia
Berbagai jenis obat yang bersifat racun seperti thalidomide, phenitom, methodion, obat anti kanker yang diminum saat kehamilan akan menyebabkan kelainan bawaan.
4) Endokrin
Jenis hormon yang berperan dalam pertumbuhan janin adalah somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida lain dengan aktivitas mirip insulin. Hormon yang dihasikan kelenjar tiroid termasuk hormon pertumbuhan oleh karena itu apabila ada kelainan pada kelenjar ini. Produksi hormon akan terganggu yang mengakibatkan pertumbuhan terhambat.
5) Radiasi
Pengaruh radiasi pada bayi sebelum berumur 18 minggu dapat mengakibatkan kematian, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya.
6) Infeksi
Cacat bawaan juga disebabkan oleh infeksi intra uterine, dan jenis infeksi lain yang menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, HIV, virus hepatitis dan virus ifluensa.
7) Stress
Apabila ibu hamil mengalami stres, akan mempengaruhi tumbuh kembang jain yaitu berupa cacat bawaan dan kelainan jiwa.
8) Anoksia Embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, dan menyebabkan BBLR.
3.Faktor Lingkungan Pascanatal
1) Lingkungan Biologis
Lingkungan biologis yang berpengaruh adalah ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme yang saling terkait satu dengan yang lain.
2) Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik yang berpengaruh adalah cuaca, keadaan geografis, sanitasi lingkungan, keadaan rumah dan radiasi. Faktor cuaca dan keadaan geografis berhubungan dengan kejadian gagal panen yang berakibat asupan gizi keluarga rendah, keadaan ini yang menyebabkan gizi kurang dan pertumbuhan anak akan terhambat.
3) Faktor Psikososial
Faktor yang berpengaruh adalah stimulasi rangsangan, motivasi, ganjaran atau hukuman, kelompok sebaya, stress, lingkungan sekolah, cinta dan kasih sayang.
4) Faktor Keluarga dan adat istiadat
Faktor keluarga dan adat istiadat yang mempengaruhi antara lain pekerjaan atau pendapatan keluarga, stabilitas rumah tangga, adat istiadat norma tabu serta urbanisasi.
Unicef dan Johnson (1992) membuat model interaksi tumbuh kembang anak dengan melihat sebab dasar, sebab tidak langsung dan sebab langsung. Sebab langsung adalah kecukupan makanan dan keadaan kesehatan. Penyebab tidak langsung meliputi ketahanan makanan keluarga, asuhan ibu bagi anak, sanitasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Salah satu layanan kesehatan bagi balita adalah posyandu (Supariasa. 2001 : 29)
Lingkungan biologis yang berpengaruh adalah ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme yang saling terkait satu dengan yang lain.
2) Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik yang berpengaruh adalah cuaca, keadaan geografis, sanitasi lingkungan, keadaan rumah dan radiasi. Faktor cuaca dan keadaan geografis berhubungan dengan kejadian gagal panen yang berakibat asupan gizi keluarga rendah, keadaan ini yang menyebabkan gizi kurang dan pertumbuhan anak akan terhambat.
3) Faktor Psikososial
Faktor yang berpengaruh adalah stimulasi rangsangan, motivasi, ganjaran atau hukuman, kelompok sebaya, stress, lingkungan sekolah, cinta dan kasih sayang.
4) Faktor Keluarga dan adat istiadat
Faktor keluarga dan adat istiadat yang mempengaruhi antara lain pekerjaan atau pendapatan keluarga, stabilitas rumah tangga, adat istiadat norma tabu serta urbanisasi.
Unicef dan Johnson (1992) membuat model interaksi tumbuh kembang anak dengan melihat sebab dasar, sebab tidak langsung dan sebab langsung. Sebab langsung adalah kecukupan makanan dan keadaan kesehatan. Penyebab tidak langsung meliputi ketahanan makanan keluarga, asuhan ibu bagi anak, sanitasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Salah satu layanan kesehatan bagi balita adalah posyandu (Supariasa. 2001 : 29)
Pada bayi umur 0-1 tahun terdapat kenaikan berta badan rata- rata berkisar
antara
- 700-100 gram/bulan pada triwulan I
- 500-600 gram/bulan pada triulan II
- 350-450 gram/bulan pada triwulan III
- 250-350 gram/bulan pada triwulan IV
Pada umur 2 tahun berat badan anak hanya 4 kali berat badan lahir. Kemudian pertambahan berat bdan anak hanya 2-3 kg/tahun sampai anak umur 9-10 tahun. (Narendra, Moersitowati. 2002: 34)
II.
FUNGSI KELUARGA
A. Pengertian
Fungsi Keluarga
Keluarga
merupakan unit terkecil
dalam masyarakat yang terdiri dari Ayah, ibu dan anak serta bebarapa orang lain
yang masih terikat dalam hubungan darah dan saling ketergantungan atau membutuhkan satu sama
lain. Setiap anggota keluarga mempunyai peranannya masing-masing. Ayah sebagai
kepala keluarga berperan melindungi istri dan anak-anaknya. Seorang ayah juga
berperan sebagai pengambil keputusan. Ibu sebagai istri berperan melindungi dan
mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih saying. Dan anak hanya bertugas untuk
berbakti kepada orangtua dan menjalankan segala petunjuk-petunjuk atau perintah
yang telah diberikan orangtua agar bisa menjadi anak yang membanggakan.
B. Macam – Macam Fungsi
Keluarga
a.
Fungsi Pendidikan. Orangtua sebagai
anggota keluarga berfungsi untuk mendidik anak-anak, dengan menyekolahkan
mereka sampai ke jenjang yang tinggi. Selain pendidikan formal, keluarga juga
bisa memberikan didikan informal diluar sekolah. Hal ini dilakukan Agar
kelak mereka bisa menjadi anak-anak yang berguna bagi keluarganya sendiri
maupun bangsa dan Negara.
b.
Fungsi Religius. keluarga juga
berfungsi memperkenalkan agama atau keyakinan kepada ana-anak sejak mereka
masih kecil. Orangtua wajib menanamkan nilai-nilai agama kepada anak-anak
mereka untuk bekal kehidupan setelah di dunia ini. Karena harus kita ingat
bahwa tidak selamanya manusia hidup di dunia.
c.
Fungsi Ekonomi. Fungsi ekonomi ini
harus dijalankan oleh kepala keluarga. Ayah sebagai kepala keluarga wajib untuk
bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rumah tangga. Namun,
di zaman emansipasi wanita sekarang ini tidak jarang kita lihat ada ibu-ibu
yang turut membantu memenuhi kebutuhan keluarga dengan bekerja sebagai wanita
karier.
d.
Fungsi Sosialiasasi. Keluarga
mempersiapakan anak untuk menjadi masyarakat yang baik. sebagai makhluk social,
kita pasti saling membutuhkan satu individu dengan individu yang lain, oleh
karena itu, keluarga mempersiapakan anak agar bisa bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar dengan cara
menanamkan nilai-nilai moral yang baik dan memberikan contoh etika-etika yang
baik dalam kehidupan bermasyarakat.
e.
Fungsi Perlindungan. Dalam hal ini setiap
anggota keluarga wajib memberikan perlindungan kepada anggota keluarga yang
lain. Agar mereka merasa aman, nyaman, dan terlindungi. Karena jika dalam
keluarga sendiri saja mersa tidak aman, kemana lagi anggota keluarga mencari
perlindungan?!
f.
Fungsi Biologis. fungsi ini
dijalankan untuk meneruskan keturunan. Agar tebentuk generasi penerus yang bisa
mempertahankan nilai-nilai budaya yang ada dalam keluarga.
g.
Selain fungsi-fungsi yang saya sebutkan diatas, ada juga
fungsi yang tak kalah pentingnya yaitu fungsi memberikan kasih sayang, perhatian, hiburan. Jika
peran dan fungsi-fungsi ini dijalankan oleh setiap keluarga insya Allah akan
terbentuk keluarga yang harmonis dan sejahterah. Dengan terbentuknya keluarga
yang harmonis maka akan timbul kebahagiaan, sedangkan keluarga yang tidak
harmonis akan menimbulkan banyak masalah-masalah. Oleh karena itu, marilah kita
ciptakan keharmonisan di dalam lingkugan keluarga agar kehidupan ini dipenuhi
kebahagiaan.
III.
KELUARGA MASYARAKAT
A. Pengertian
Keluarga
Keluarga
adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.Menurut
Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua
pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.
B. Pengertian
Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society)
adalah sekelompok orang
yang membentuk sebuah sistem semi
tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.
Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan
antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam
satu komunitas yang teratur. Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok
manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan,
serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia
kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
C. Dua Golongan
Masyarakat
Masyarakat terbagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1.
Masyarakat
sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola
pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin.
Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari
latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan
pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yagn buas saat itu.
2.
Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam
kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi
kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan
tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan.
D. Perbedaan
Masyarakat Industri dan Non Industri
A. Masyarakat non
industri.
Secara
garis besar, kelompok ini dapat digolongkan menjadi gua golongan yaitu kelompok
primer dan kelompok sekunder. Dalam kelompok primer, interaksi antar anggotanya
terjadi lebih intensif, lebih erat, lebi akrab. Kelompok ini disebut juga
kelompok face to face group.Sifag interaksi bercirak kekeluargaan dan lebih
berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok ini
dititik berakan pada kesadaran, tanggungjawab para anggotadan berlangsung atas
dasar rasa simpati dan secara sukarela. Dalam kelompok sekunder terpaut saling hubungan tidak langsung,
formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh krn itu sifat interaksi,
pembagian kerja, diatur atas dasar pertimbangan-pertimbagnan rasional obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja atas dasar kemampuan / keahlian tertentu,
disamping dituntut target dan tujuan tertentu yang telah ditentukan.
B. Masyarakat Industri
Durkheim
mempergunakan variasi pembangian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan
masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi is lebih cenderung
mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks.
Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya
(Soerjono Soekanto, 1982 : 190).
Jika
pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat
semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan
antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal pengkhususan.Otonomi
sejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri.
Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki
seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh
: tukang roti, tukang sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik
dan ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya
spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk
diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin kompleks
pembagian kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu. Sudah barang tentu
masyarakat sebagai keseluruhan memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan
tetapi hanya akan sampai pada batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya
individualisme.
IV.
HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELOMPOK DAN
MASYARAKAT
A. Makna Individu
Manusisa adalah makhluk individu.Makhluk individu berarti makhluk yang
tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkankan antara jiwa dan
raganya tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan
raganya.
Pendapat lain bahwa manusia sebagai makhluk individu, tidak hanya dalam
arti makhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap
orang itu merupakan pribadi (individu) yang khas menurut corak kepribadiannya,
termasuk kecakapan-kecakapan serta kelemahan-kelemahannya.
Untuk menjadi individu yang “mandiri” harus melalui proses pemantapan dalam
pergaulan di lingkungan keluarga pada tahap pertama. Terbentuk dalam lingkungan
keluarga secara bertahap dan akan bertahap dan akan mengendap melalui
sentuhan-sentuhan interaksi : etika, estetika, dan moral agama.
Menurut Sigmund Freud, superego pribadi manusia sudah mulai terbentuk pada
saat manusia berumur 5-6 tahun (W.A. Gerungan, 1980 : 29).
B. Makna Keluarga
Keluarga merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat.
5 macam sifat terpenting :
1. Hubungan suami-isteri.
Berlangsung seumur hidup dan mungkin dalam waktu yang singkat saja.
2. Bentuk perkawinan di mana suami-isteri itu diadakan dan
dipelihara.
3. Susunan nama-nama dan istilah-istilah termasuk cara menghitung
keturunan.
Misalnya :
Di batak dihitung melalui garis laki-laki : disebut Patrilineal.
Di Minangkabau melalui garis wanita : disebut Matrilineal. Di mana
kekuasaan terletak pada wanita.
Sistem ini disebut Avonculat.
4. Milik atau harga benda keluarga.
5. Pada umumnya keluarga itu tempat bersama/rumah bersama.
C. Makna Masyarakat
Kalau mengikuti definisi masyarakat oleh R. Linton, maka masyarakat itu
timbul dari setiap kumpulan individu, yang telah cukup lama hidup dan
bekerjasama dalam waktu lama. Mengalami proses yang fundamental, yaitu :
- Adaptasi dan organisasi dari tingkah laku para anggota.
- Timbul perasaan berkelompok secara lambat laun atau lesprit de crops.
Masyarakat mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
- Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
- Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama dalam suatu daerah tertentu.
- Adanya aturanatura-aturan atau undang undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Manusia sejak lahir mempunyai 2 hasrat/keinginan, yaitu :
- Keinginan untuk menjadi satu dengan
manusia lain di sekelilingnya (yaitu masyarakat), ilmu sosial,
- Keinginan untuk menjadi satu dengan
suasana sekelilingnya.
Menurut Ellwood, faktor-faktor yang menyebabkan manusia hidup bersama,
adalah :
- Dorongan untuk mencari makan; penyelengaraan untuk mencari makanan itu lebih mudah dilakukan dengan bekerjasama.
- Dorongan untuk mempertahankan diri; terutama pada keadaan primitif; dorongan ini merupakan cambuk untuk kerjasama.
- Dorongan untuk melangsungkan jenis.
Suatu himpunan manusia supaya merupakan kelompok sosial harus memenuhi
syarat-syarat, antara lain :
- Setiap anggotanya harus sadar bahwa ia merupakan bagian lain kelompoknya.
- Ada hubungan timbal balik antara anggota-anggotanya.
- Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, seperti nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi yang sama dan sebagainya.
Jadi masyarakat itu dibentuk oleh individu-individu yang beradap dalam
keadaan sadar. Individu sebagai makhluk sosial berarti individu yang sedang
mengadakan hubungan dengan alam sekitarnya, khususnya masyarakat . Di sini
manusia dengan sadar menghubungkan sikap tingkah laku dan perbuatannya dengan
individu-individu lainnya. Sehingga terbentuklah suatu kelompok yang besar; dan
apabila kelompok-kelompok itu berjalan constan, maka itulah yang disebut
masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar